TUGAS UTS FILSAFAT ILMU
“ILMU”
ILMU SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILSAFAT
Ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek
formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek
formalnya adalah metode untuk memahami objek material, seperti pendekatan
induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan
radikal juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah
segala yang ada. Sebagai filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian,
yaitu yang ada dalam empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam
kemungkinan. Adapun objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh,
radikal, dan rasional tentang segala yang ada. Cakupan filsafat lebih luas
dibandingkan dengan ilmu, karena ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris.
Ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan
pembahasan tentang segala yang ada di sistematis, rasional, dan logis, termasuk
empiris. Setelah berjalan beberapa lama
kajian yang terkait dengan hal yang empiris semakin bercabang dan berkembang,
sehingga menimbilkan spesialisasi dan
menampakan kegunaan yang praktis. Filsafatlah yang menyediakan
tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Setelah itu, ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga
ilmulah secara praktis membelah gunung dan merambah hutan. Karena itu, filsafat
oleh para filosof tersebut sebagai induk ilmu.
Ilmu sebagi obyek kajian filsafat mengikuti alur filsaft, yaitu
objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh, dan
rasional. Filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu karenanya ilmu dilihat
pada posisi yang tidak mutlak, sehingga masih ada ruang untuk berspekulasi demi
pengembangan ilmu itu sendiri.
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Filsafat dalam bahasa
inggris, yaitu: philoshopy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani: philosophia, yang terdiri atas dua kata : philos (cinta)
atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah,
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi).
Sedangkan ilmu berasal dari bahasa Arab : ‘alima, ya’lamu, ‘ilman,
dengan wazan fa’ila, yaf’alu berarti mengerti, memahami, benar-benar.
Beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah:
1.
Ilmu
adalah pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan
buktikan
2.
Ilmu
tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan
ide yang mengacu ke objek (atau alam objek) yang sama dan saling berkaitan
secara logis.
3.
Ilmu
tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat didalam dirinya sendiri hipotesis-hipotesis
dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4.
Ilmu
(pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa metode-metode yang berhasil dan
hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencari
ilmu.
5.
Ilmu
ialah metodologi, ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan
tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatn dan ide yang
terpisah-pisah. Ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis, tertata rapi.
6.
Kesatuan
setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya. Yang mencirikan setiap ilmu
adalah objek formalnya. Sementara objek material yang sama dapat dikaji oleh
banyak ilmu lain.
Definisi ilmu menurut para ahli:
Ø Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunan-bangunan dari dalam.
Ø Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah empiris,
rasional, umum, dan sistematik, dan keempatnnya serentak.
Ø Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan
komerhensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
Ø Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan yang disusun
dalam satu sistem berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Ø Harsojo, menerangkan bahwa ilmu:
1.
Merupakan
akumulasi pengetahuan dan disistematiskan.
2.
Suatu
pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia
yang terkait oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat
diamati oleh panca indera manusia.
3.
Suatu
cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakn suatu
proposisi.
Ø Afanasyef, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia antara
alam, masyarakat, dan pikiran.
Dari keterangan para ahli dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah
sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu
sistematik, rasional, empiris,universal, objektif, dapat diukur, terbuka,
kumulatif (bersusun timbun). Adapun perbedaan antara ilmu dan pengetahuan ilmu
adalah bagian yang terklarifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang
belum tersusun, baik mengenai metafisik, maupun fisik. Sedangkan ilmu merupakan
bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme
tertentu.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
Persamaan
1.
Keduanya menyelidiki objek dengan selengkap-lengkapnya
sampai ke akar-akarnya.
2.
Keduanya
memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.
3.
Keduannya
hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan
4.
Keduanya
mempunyai metode dan sistem
5.
Keduannya
hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat
manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
Perbedaan
1.
Ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin
tertentu.
2.
Filsafat
bersifat non fragmentasi , karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang
ada itu secara luas, mendalam, dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentasi, spesifik, dan intensif.
3.
Filsafat
dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis,
dan pengawasan. Sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial
dan error.
4.
Filsafat
memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pengalaman realitas
sehari-hari. Sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis,
yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
5.
Filsafat
memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar.
Sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih
dekat, yang sekunder.
ILMU LADUNI
Ontologi
Ilmu laduni ialah ilmu batiniah yang bukan merupakan hasil
pemikiran; ilmu laduni adalah ilmu yang diterima langsung melalui ilham,
ilmunisasi, atau inspirasi dari sisi Tuhan. Ilmu laduni dibenarkan oleh Al
Qur’an seperti disebut dalam surat al khafi ayat 65 “Dan telah Kami ajarkan
(kepada Khidir) ilmu dari Kami”. Ilmu laduni dapat juga dimiliki oleh orang
selain nabi atau rasul dengan syarat orang itu telah mencapai maqam.
Epistemologi
Maqam dapat dicapai dengan cara membersihkan diri (hati) melalui
riyadhah dan mujahadah. Syarat menjalani riyadhah haruslah berumur 30 tahun
atau sudah menikah. Untuk menjaga ilmu yang telah dimiliki serta agar dapat
diaplikasikan.
Aksiologi
Kegunaan ilmu laduni ialah sebagai berikut:
a.
Memahami
ilmu dengan tepat;
b.
Mengetahui
tingkatan ilmu seseorang;
c.
Mengetahui
karakter seseorang.
ILMU KEBAL
Ilmu kebal adalah sejenis pengetahuan yang berkembang di
masyarakat. Ilmu ini pada dasarnya membahas cara agar mendapat keselamatan dari
gangguan yang akan mencelakakan diri atau jiwanya. Ilmu kebal diperoleh melalui
cara supra-natural atau supra-rasional. Kegunaan ilmu kebal ini untuk menjaga
diri dari kecelakaan yang diakibatkan oleh kejahataan orang lain dan dapat pula
di gunakan untuk menolong orang lain dari kejahatan orang terhadapnya.
DASAR-DASAR ILMU
A.
ONTOLOGI
Ontologi ialah hakikat apa yang
dikaji atau ilmunya itu sendiri dan merupakan salah satu penyelidikan
kefilsafatan yang paling kuno. Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu
berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The
First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda. Noeng Muhadjir
dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakn ontologi membahas tentang yang ada,
yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. A. Dardiri dalam bukunya Humaniora;
Filsafat dan Logika mengatakan, ontolog adalah menyelidiki sifat dasar dari
apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entilas dari
kategori-kategori yang logis yang berlainan dapat dikatakan ada. Ilmu merupakan
pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya, oleh
karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala-gejala
yang berada di dalamnya.
Di dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan
pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:
1.
Monoisme
Paham
ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu
saja, tidak mungkin dua.
2.
Dualisme
Aliran
ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya,
yaitu hakikat material dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spiril.
3.
Pluarisme
Paham
ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
4.
Nihilisme
5.
Agnostisme
Paham
ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik
hakikat materi maupun hakikat ruhani.
B.
EPISTIMOLOGI
Epistimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang
berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan
dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetauan
yang dimiliki. Maksud dari Epistimologi sendiri adalah bagaimana mendapatkan
pengetahuan yang benar.
C.
AKSIOLOGI
Ilmu merupakan sesuatu yang paling
penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia
bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Definisi aksiologi:
1.
Aksiologi
berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos
yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.
2.
Arti
aksiologi dalam bukunya Jujun S, aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
3.
Menurut
Barmel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct,
yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika.
Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini
melahirkan keindahan. Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan
sosial politik, yang melahirkan filsafat sosio-politik.
Komentar
Posting Komentar