LATIHAN BUAT PROPOSAL SKRIPISI - BAHASA INDONESIA



     PESAN KOMUNIKASI DAKWAH DALAM ANALISIS NOVEL 99 CAHAYA DILANGIT EROPA KARYA
HANUM SALSABIELA RAIS

Proposal Skripsi

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu Marwanto M,Pd.
 
OLEH :
NAMA            : NOVI NIAWATI
NIM                : 43010170028

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI  (IAIN) SALATIGA
Tahun 2017
 PESAN KOMUNIKASI DAKWAH DALAM ANALISIS NOVEL 99 CAHAYA DILANGIT EROPA KARYA
HANUM SALSABIELA RAIS

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh Novi Niawati (43010170028)

A.           Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan  menggunakan bahasa yang imajinatif. Sebagai sebuah media ekspresi  sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra memiliki beberapa ciri antara lain sebagai bahasa emotif dan bersifat konotatif sebagai kebalikan bahasa nonsastra, khususnya bahasa ilmiah yang rasional dan denotatif (Al-Ma’ruf, 2009: 3 dalam Nilam Sari Nurjanah, 2015).
Novel diciptakan oleh sastrawan dengan maksud untuk mengajak pembaca memahami isi cerita lewat gambaran-gambaran realita kehidupan melalui alur yang terkandung dalam novel tersebut. Novel merupakan sebuah karangan yang panjang dan berbentuk prosa serta mengandung rangkaian cerita yang sambung menyambung kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya yang menonjolkan karakter dan watak pada setiap pelakunya. Dari pengertian lain bahwa novel mendeskripsikan suatu kejadian dari semua tokoh-tokohnya, dimana peristiwa-peristiwa itu memunculkan pergolakan batin yang terkadang mengubah perjalanan nasib masing-masing tokohnya. Selanjutnya bahwa novel cenderung meluas serta menitikberatkan kepada komplesitas, maksudnya adalah hal pembawaan karakter, perwatakan, permasalahan yang dialami oleh semua tokoh-tokohnya, serta perluasan dari latar cerita itu (Nurhidayah, 2015). Dalam sebuah novel terdapat unsur-unsur pembangun teks seperti tokoh, alur, dan latar. Unsur-unsur tersebut merupakan struktur yang dibentuk untuk keutuhan cerita. Untuk memahami makna dari karya sastra, harus dikaji berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakangan sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada pembaca (Jabrohim, 2012: 69 dalam Suwama, Muhammad Fuad, dan Khafie Nazaruddin). Tokoh yang terdiri atas laki-laki dan perempuan selalu ditampilkan dengan berbagai permasalahan, peran, fungsi, serta citranya. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 2012: 165 dalam Suwama, Muhammad Fuad, dan Khafie Nazaruddin).
Novel yang menjadi objek penelitian skripsi ini adalah novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang diterbitkan tahun 2011. Novel ini menceritakan tentang perjuangan tokoh-tokoh wanita Islam yang mencari jati diri dan kebenaran mengenai agama Islam ditengah keterbatasan dan minoritas masyarakat Eropa. Tokoh-tokoh tersebut digambarkan oleh Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra sebagai wanitayang tangguh dan berani dalam mengkaji seluk beluk agama Islam di Eropa (Restty Purwana Suwama, 2015: 2).
Novel 99 Cahaya di Langit Eropa mempunyai sisi kelebihan dari novel yang lainnya, yaitu pertama merupakan novel pembangun iman yang mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan Islam. Perilaku Islam yang dimaksud adalah nilai-nilai religius yang tercermin melalui penampilan tokoh utama dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara bertutur kata, belajar, bersosialisasi, selalu mensyukuri atas apa yang diperoleh entah itu baik maupun buruk, dan sebagainya. Novel ini juga memberikan sebuah pesan terhadap setiap manusia untuk kembali kepada ilmu pengetahuan, menghargai perbedaan, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, atau harus ikhlas dan harus mementingkan agama serta mendorong untuk mempelajari sejarah agar lebih bijak lagi (Nilam Nurjanah, 2015: 1-2).

B.            Rumusan Masalah
Ada dua masalah yang perlu dikaji jawabannnya.
1.             Bagaimana pesan komunikasi dakwah yang terkandung dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais?
2.             Bagaiman analisis pesan komunikasi dakwah dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais?
C.           Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang hendak dicapai.
1.             Mengetahui pesan komunikasi dakwah yang terkandung dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais.
2.             Mengetahui analisis pesan komunikasi dakwah dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais.
D.           Manfaat Penelitian
1.             Manfaat Teoritik
Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat menggali wacana baru tentang karya-karya sastra yang mempunyai nilai-nilai pendidikan Islam. Selain itu dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, membangun kerangka berpikir aplikatif yang sesuai dengan kondisi saat ini.
2.             Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
a.              Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
b.             Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efesien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui cara yang inspiratif dalam mendidik siswa.
c.              Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu tidak hanya memuat tentang kehidupan dan hiburan semata sebagai daya jual namun juga memperhatikan isi dan masukan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut.
E.            Tinjauan Pustaka
Penelitian dapat di ketahui keasliannya perlu dilakukan tinjauan pustaka.
1.           Pesan
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan atau tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa gagasan atau pendapat yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk komunikasi yang kemudian diteruskan kepada orang lain atau komunikan (Ismi Nurarini, 2014). 1Perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. 2Perkataan (nasihat, wasiat) yang terakhir (dari orang yang akan meninggal dunia (Setiawan, 2017).  
Sastropoetro (1982:13) memberikan pengertian bahwa pesan (encoding) merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan apakah gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang berarti dan telah disusun sedemikian rupa, sehingga menghindari timbulnya salah paham.
Pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi lisan, sedangkan nonverbal adalah komunikasi dengan simbol, isyarat, sentuhan perasaan dan penciuman. 
2.           Komunikasi Dakwah
Komunikasi dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsurnya disesuaikan visi dan misi dakwah. Menurut Toto Tasmara, bahwa komunikasi dakwah adalah suatu bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang komunikator menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan ajaran al Qur’an dan Sunnah, dengan tujuan agar orang lain dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan (Emma Racmatika Febriani, 2017).
Komunikasi dakwah menyemaikan pesan keagamaan dalam berbagai tatanan komunikasi atau model komunikasi agar orang lain yang menjadi sasaran dakwah dapat terpanggil akan pentingnya Islam dan ajarannya dalam dunia ini. Di antara tatanan komunikasi yang dapat diimplementasikan pada dakwah, yaitu tatanan komunikasi antar pribadi, kelompok dan publik (Ma’arif, 2012: 1 dalam Ahmad Atabik).
Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lain yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis dengan menggunakan lambang-lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang  lebih baik sesuai ajaran islam, baik secara langsung secara lisan maupun tidak secara langsung melalui media.
Komunikasi dakwah adalah suatu penyampaian pesan dakwah yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator [dai] kepada komunikan [mad’u] dengan tujuan membuat komunikasi berperilaku tertentu.
3.           Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais.
Novel diciptakan oleh sastrawan dengan maksud untuk mengajak pembaca memahami isi cerita lewat gambaran-gambaran realita kehidupan melalui alur yang terkandung dalam novel tersebut. Novel ini menceritakan tentang perjuangan tokoh-tokoh wanita Islam dalam mencari jati diri dan kebenaran agama Islam di tengah keterbatasan dan minoritas masyarakat Eropa (Suwama, Restty Purwana, Muhammad Fuad, dan Khafie Nazaruddin).
Novel 99 Cahaya di Langit Eropa mempunyai sisi kelebihan dari novel yang lainnya, yaitu pertama merupakan novel pembangun iman yang mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan Islam. Perilaku Islam yang dimaksud adalah nilai-nilai religius yang tercermin melalui penampilan tokoh utama dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara bertutur kata, belajar, bersosialisasi, selalu mensyukuri atas apa yang diperoleh entah itu baik maupun buruk, dan sebagainya. Novel ini juga memberikan sebuah pesan terhadap setiap manusia untuk kembali kepada ilmu pengetahuan, menghargai perbedaan, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, atau harus ikhlas dan harus mementingkan agama serta mendorong untuk mempelajari sejarah agar lebih bijak lagi. Kelebihan yang kedua adalah novel ini merupakan kisah nyata dari sang pengarang. Penuturan dalam novel ini benar-benar menghanyutkan pembaca akan merasakan seolah-olah ikut langsung dalam cerita dan sekaligus belajar sejarah Islam di Eropa (Nilam Sari Nurjanah, 2015).
Diantara novel Islami yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam, salah satunya adalah novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabila dan Rangga Almahendra. Novel ini tidak hanya berisi tentang cerita fiktif belaka, tetapi diperkuat dengan dalil-dalil Al-Qur’an maupun Hadis. Sehingga cerita yang dipaparkan tidak sebatas imaginer, tetapi juga memiliki misi edukatif. Dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropaini dijelaskan tidak hanya sekedar keindahan menara eiffel, Tembok Berlin, konser mozart, Colosseum Roma, ataupun gondola-gondola di Venizia saja akantetapi juga sejarah mengenai Islam yang pernah berjaya di Eropa (Nurhidayah, 2015).
F.            Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan memberikan pemaparan tentang penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Berikut adalah penelitian yang relevan yang pernah di lakukan Nilam Sari Nurjanah (2015) melakukan penelitian dengan judul “Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa”. Hasil penelitian ini mengupas novel yang berjudul “99 Cahaya Di Langit Eropa” bahwa di dalam novel tersebut terdapat empat sikap religius yaitu ikhlas, pasrah, sabar, dan taat.
Sementara dalam tulisannya Nurhidayah (2015) melakukan penelitian dengan judul “Nilai Pendidikan Islam dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa”.  Penelitian ini menggambarkan Relevansi kehidupan masyarakat Muslim, yaitu hidup mandiri, ajakan untuk menuntut ilmu, ajaran un tuk senantiasa bersabar, perintah mengerjakan shalat dan puasa, perintah untuk berbicara dengan baik, dan tatacara berhubungan dengan beda agama.
Senada yang dilakukan oleh Rosyida Kurnia Rohmatin (2015) “Tindak Ilokusi Dalam Dialog Para Tokoh Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.” Penelitian ini menggambarkan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan menggunakan tuturan atau tindakan sebagai penyampai pesan.
Lalu senada dengan Restty Purwana Suwama (2015) melakukan penelitian dengan judul “Tokoh Wanita Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Dan Implikasi Pembelajarannya.” Pada penelitian ini menggambarkan pendiskripsian watak tokoh wanita dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.
Kemudian juga senada dengan yang dilakukan oleh Nina Hendriana (2015) melakukan penelitian dengan judul “Struktur Cerita Dan Nilai Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.” Pada penelitian yang dilakukan oleh Nina Henriana (2015) menggambarakan  bahwa dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa  terdapata amanat mengenai hal-hal  yang bersifat sosial dan nilai akhlak terhadap Tuhan  dan sesama manusia.
Penelitian yang dilakukan  oleh Nilam Sari Nurjanah, Nurhidayah,  Rosyida Kurnia Rohmatin, Restty Purwna Suwama, dan Nina Hendriana mempunyai persamaan mengkaji secara lebih dalam dalam tentang kehidupan muslim yang berada di Eropa. Perbedaannya terletak pada pembahasan masing-masing penulis, Nilam Sari Nurjanah mengambarkan aspek religius, Nurhidayah menggambarkan nilai-nilai pendidikan islam, Rosyida Kurnia Rohmatin menggambarkan tindak tutur kata, Restty Purwana Suwama menggambrakan tokoh wanita, dan Nina Hendriana menggambarkan nilai-nilai religius.
Berdasarkan uraian hasil penelitian 99 Cahaya Di Langit Eropa diatas ke lima penelitian tersebut tidak ada satupun yang sama dengan penelitian ini maka dapat dilihat bahwa penelitian “Pesan Komuikasi Dakwah Dalam Analisis Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais” belum pernah ada yang meneliti sebelumnya dan orisinalitas ini dapat di pertanggung jawabkan.
G.           Sistematika Penelitian
Pesan
Komunikasi Dakwah
Kesimpulan
Novel 99
 







H.           Tempat dan Waktu Penelitian
1.             Tempat Penelitian
          Dusun X, Desa Y, Kecamatan XY Kabupaten XXY.
2.             Waktu Penelitian
          Penelitian akan dilakukan pada bulan November 2019.
I.              Bentuk dan Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bentuk penelitian  kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan karya ilmiah yang menggunakan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status  kelompok orang atau manusia, suatu obyek, dan suatu kelompok kebudayaan (Lexy J. Moleong, 1991: 3 dalam Donipengalaman9, 2012).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang merupakan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati (Tohirin,2012: 2 dalam Nina Hendriana, 2015).
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan kualitatif. (Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2001:3) dalam Rosyida Kurnia Rochmatin, 2015), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orangorang atau perilaku yang diamati.
J.             Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1.             Primer
Data primer adalah data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari objeknya (KBBI).
 Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya baik secara wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok, maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian, atau hasil pengujian. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan kuisioner atau dengan cara mengamati/observasi (Menurut para ahli).
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan (Wikipedia Indonesia).
Kelebihan adalah lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang dilihat dan didengar langsung oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan dari sumber yang fenomenal dapat dihindari.
Kekurangan dari data primer adalah membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan relatif cukup besar. 
2.             Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun (KBBI).
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak  langsung; misalnya melalui buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip; baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan dengan penelitiannya (Menurut para ahli).
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari lapangan (Wikipedia Indonesia).
Kelebihan adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk penelitian untuk mengklasifikasi permasalahan dan mengevaluasi data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengumpulan data primer.
Kekurangan adalah jika sumber data terjadi kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak relevan, dapat mempengaruhi hasil penelitian.
K.           Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56 dalam Ahmad Kholiqul Amin, 2015). (Margono 2004: 125 dalam Ahmad Kholiqul Amin, 2015) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Menurut (Sugiyono (2013:218-219) dalam Trianto, Mulyandaru, 2015) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.
L.            Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Yaitu angket, dokumentasi, dan observasi.
1.           Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban yang tidaak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
2.           Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data karena informasi yang didapatkan bersumber dari novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Menurut (Sugiyono (2013: 240) dalam Trianto, Mulyandaru, 2015) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.           Observasi
Pengertian Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104 dalam Sarjanahku, 2016).  Metode observasi sering kali diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik hendaknya dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi terhadap obyek (Sarjanahku, 2016). (Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013: 145) dalam Trianto, Mulyandaru, 2015) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
M.          Uji Keabsahan Data
Keabsahan Data merupakan standar  kebenaran suatu data hasil penelitian yang lebih menekankan pada data/ informasi daripada sikap dan jumlah orang.
Kriteria Keabsahan Data Kualitatif
 Keabsahan Data Kualitatif harus memenuhi 4 kriteria:
a.              Derajat Kepercayaan (credibility)
b.              Keteralihan (transferability)
c.              Kebergantungan (dependability)
d.             Kepastian (confirmability)
N.    Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan sebagai upaya untuk mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan orang lain. Data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Teknik penelitian deskriptif kualitatif merupakan teknik dengan menggunakan uraian bahasa tulis sehingga mampu mendeskripsikan data tentang jenis tindak tutur dan fungsi tindak tutur yang digunakan dalam percakapan tokoh-tokoh novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum S. Rais (Rosyda Kurnia Rohmatin, Mujiman Rus Andianto, dan Rudhianti Wuryaningrum, 2015).  
Menurut Lexy J. Moleong , analisis data adalah proses mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan menurut Suprayogo analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah (dalam Harvitho Kaezar D, 2016). Analisis data menurut Bogdan dkk (2004) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.   Sedangkan Suryabrata (2004) mendefinisikan analisis data sebagai proses untuk mengklasifikasikan data dan menyajikan data dan merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam suatu penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakannya, tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Menurut Marshall dan Rossman (1995) dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tujuan hal perlu dilakukan antara lain:
a.    Mengorganisasikan Data
b.    Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban
c.    Menguji Asumsi atau Permasalahan Yang Ada Terhadap Data
d.   Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244 dalam Triyanto, Mulyandaru, 2015). 
O.           Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian (Carceres Brother’s, 2012). Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus di lewati oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian, bisa juga disebut sebagai persyaratan pelaksanaan penelitian. penelitian atau riset merupakan langkah ilmiah untuk memecahkan masalah agar mendapatkan kebeneran ilmiah. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang hanya terbatas pada kemampuan indera dan kekuatan pikiran rasional. Penelitian adalah suatu proses dari langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu topik atau isu. Penelitian sebagai sumber ilmu pengetahuan yang melalui tahapan berpikir ilmiah. Proses penelitian dan apapun jenis penelitin pasti dari sebuah kesenjangan atau masalah.
Dari uraian diatas sistemtika penelitian sebagai berikut, Bab I pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan Penelitian, dan manfaat Penelitian. Bab II Landasan Teori memuat landasan Pustaka, Tinjauan Pustaka, dan kerangka Pemikiran, Bab III Metodologi Penelitian Bab IV analisis dan Bab V berisi simpulan dan saran.  














DAFTAR PUSTAKA

Bogdan dalam Sugiyono, 2013 dalam Triyanto, Mulyandaru, 2015.  “Metode Penelitian Menurut Sugiyono”. file:///E:/free/Metode%20Penelitian%20Menurut%20Sugiyono%20(2013).htm. Diakses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.14.
Brother’s, Carceres. 2012. “Prosedur Penelitian”. Carceres-carceres.blogspot.co.id/2012/06/prosedur-penelitian.html. Diakses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.20.
Febriani, Emma Racmatica. 2013. “Komunikasi Dakwah”.Emmaracmatika. blogspot.co.id/2013/06/komunikasi-dakwah.html. Di akses pada 21 November 2017. Pukul 17.00.
Hendriana, Nina. 2015. “Struktur Cerita Dan Nilai Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa”. Jurnal. Tanjung Pinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017. Pukul 08.19.
 Jabrohim (2012) dalam Suwama, Restty Purwama, Muhammad Fuad, dan Khafie Nazaruddin. 2015. “Tokoh Wanita Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa dan Implikasi Pembelajarannya. Lampung. Universitas Lampung.
Kaezar D, Harvitho, 2016.  “Teknik Analisis Data”. file:///E:/free/TEKNIK%20ANALISIS%20DATA%20_%20Harvitho%20Kaezar%20D.htm. Diakses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.13.
Lexy J Moleong (1991) dalam Donipengalaman9. “Bentuk dan Strategi Penelitian”. Wordpress.com/2012/03/31/bentuk-dan-strategi/. Diakses pada tanggal 21November 2017. Pukul 17.16.
Ma’arif (2012) dalam Atabik, Ahmad. 2015. “ Konsep Komunikasi Dakwah Persuasif Dalam Prespektif Al Qur’an”. Kudus. STAIN Kudus.
Nurarini, Ismi. 2014. “Pengertian Pesan”. Ismiarini.blogspot.co.id/2014/06/ pengertian-pesan.html. Di akses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.05.
Nurgiyanto (2012) dalam Suwama, Muhammad Fuad, dan Khafie Nazaruddin. 2015. “Tokoh Wanita Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa dan Implikasi Pembelajarannya”. Jurnal. Lampung. Universitas Lampung. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017. Pukul 08.13.
Nurhidayah. 2015. “ Nilai-nilai Islam Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa”.  Jurnal. Salatiga.  IAIN Salatiga. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017. Pukul 08.05.
Nurjanah, Nilam. 2015. “Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa”. Jurnal. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017. Pukul 08.26.
Riduwan, 2004 dalam Sarjanahku. 2016. “Pengertian Metode Observasi Definisi Menurut Para Ahli Dalam Penelitian.”
Rohmatin, Rosyida Kurnia, Mujiman, Rus Andianto, dan Rusdhianti Wuraningrum. “Tindak Iloklusi Dalam Dialog Para Tokoh Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa”. Jurnal.  Artikel Ilmiah Masiswa. Jember. UNEJ. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017. Pukul 08.24.
Setiawan, Ebta. 2017. “Pesan”. KBBI Online. Jakarta. Kemendikbud.
Sugiyono (2001) dalam Amin, Ahmad Kholiqul. 2015. “Pengertian Teknik Sampling  (pengambilan sampel)”. Statistikaikip.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-teknik-samplingpengambilan.html. Diakses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.14.
Sugiyono, 2013 dalam Trianto, Mulyandaru, 2015. Metode Penelitian Menurut Sugiyono”. file:///E:/free/Metode%20Penelitian%20Menurut%20Sugiyono%20(2013).htm. Diakses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.14.
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2013 dalam Trianto, Mulyandaru, 2015. “Metode Penelitian Menurut Sugiyono”. file:///E:/free/Metode%20Penelitian%20Menurut%20Sugiyono%20(2013).htm. Diakses pada tanggal 21 November 2017. Pukul 17.14.
Suwama, Restty Purwama, Muhammad Fuad, dan Khafie Nazaruddin. “Tokoh Wanita Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Dan Implikasi Pembelajarannya”. Jurnal. Lampung. Universitas Lampung. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017. Pukul 08.13.













Komentar